Di
penghujung akhir tahun 2019 dan di sepanjang tahun 2020, dunia dibikin “kacau” oleh
kehadiran salah satu mahkluk biologis ultramikroskopis yang bernama Novel
coronavirus yang telah menimbulkan pandemi global berupa penyakit covid-19 dan
telah merenggut nyawa jutaan penduduk di dunia pada berbagai negara di lima
benua.
Apakah Novel Coronavirus (2019-nCoV)?
Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah jenis baru coronavirus yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus merupakan keluarga
besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia
menyebabkan penyakit mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut
Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Apakah novel coronavirus sama seperti SARS?
SARS adalah coronavirus yang diidentifikasi pada tahun 2003 dan termasuk
dalam keluarga besar virus yang sama dengan novel coronavirus, namun berbeda
jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan infeksi 2019-nCoV, namun SARS lebih
berat.
Apa saja gejala Novel Coronavirus (2019-nCoV)?
Gejala umum berupa demam ≥380C, batuk, pilek, nyeri tenggorokan
dan sesak napas. Jika ada orang dengan gejala tersebut pernah melakukan
perjalanan ke China (terutama Wuhan), atau pernah merawat/kontak dengan
penderita 2019-nCoV, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium
lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
Seberapa bahayanya 2019-nCoV ini?
Seperti penyakit pernapasan lainnya, infeksi 2019-nCoV dapat menyebabkan
gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Beberapa
orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau
kesulitan bernafas. Walaupun fatalitas penyakit ini masih jarang, namun bagi
orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada
sebelumnya (seperti, diabetes dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih
rentan untuk menjadi sakit parah.
Bagaimana manusia bisa terinfeksi Novel Coronavirus?
Sampai saat ini, belum diketahui bagaimana manusia bisa terinfeksi virus
ini. Para ahli masih sedang melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber
virus, jenis paparan, cara penularan dan pola klinis serta perjalanan penyakit.
Hasil penyelidikan sementara dari beberapa institusi di kota Wuhan, sebagian
kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar hewan/ikan, namun belum dapat
dipastikan jenis hewan penular virus ini. Hingga saat ini dilaporkan adanya
penularan antar manusia yang terbatas (antar keluarga dekat dan petugas
kesehatan yang merawat kasus).
Bisakah manusia terinfeksi novel coronavirus dari hewan?
Saat ini sumber hewan penular 2019-nCoV belum diketahui, WHO terus
menyelidiki berbagai kemungkinan jenis hewan penularnya. Sangat dimungkinkan
hewan dari pasar hewan hidup di Tiongkok bertanggung jawab atas terinfeksinya
manusia yang dilaporkan pertama kali. Untuk itu disarankan pada saat berkunjung
ke pasar hewan hidup, hindari kontak langsung dengan hewan dan permukaan yang
bersentuhan dengan hewan tanpa alat pelindung diri. Hindari juga konsumsi
produk hewani mentah atau setengah matang. Penanganan daging mentah, susu, atau
produk hewani harus diperhatikan, untuk menghindari kontaminasi silang dengan
makanan mentah yang lain, lakukanlah dengan memperhatikan keamanan pangan yang
baik.
Benarkah novel coronavirus berasal dari kelelawar atau hewan lainnya?
Sampai saat ini hewan penular 2019-nCoV belum diketahui.
Bisakah hewan peliharaan menyebarkan 2019-nCoV?
Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau
kucing dapat terinfeksi virus 2019-nCoV. Namun, akan jauh lebih baik untuk
selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan
peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai bakteri umum
seperti E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah antara hewan peliharaan dan
manusia.
Apakah 2019-nCoV dapat ditularkan antar manusia?
Ya, 2019-nCoV menyebabkan penyakit pernapasan dan dapat ditularkan dari
orang ke orang, biasanya setelah kontak erat dengan pasien yang terinfeksi,
misalnya, di tempat kerja, di rumah tangga, atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Berapa lama virus ini bertahan di permukaan benda?
Sampai saat ini belum diketahui berapa lama 2019-nCoV bertahan di permukaan
suatu benda, meskipun ada informasi awal yang menunjukkan dapat bertahan hingga
beberapa jam. Namun disinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut sehingga
tidak mungkin menginfeksi orang lagi.
Apakah sudah ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk Novel
Coronavirus?
Belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk virus ini. Namun, gejala
yang disebabkan oleh virus ini dapat diobati. Oleh karena itu pengobatan harus
didasarkan pada kondisi klinis pasien dan perawatan suportif dapat sangat
efektif.
Apakah antibiotik efektif dalam mencegah dan mengobati Novel
Coronavirus?
Tidak, antibiotik tidak bekerja melawan virus, hanya bakteri. Novel
Coronavirus (2019-nCoV) adalah virus, oleh karena itu, antibiotik tidak boleh
digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Namun, jika Anda dirawat
di rumah sakit untuk 2019-nCoV, Anda mungkin menerima antibiotik, karena
infeksi sekunder bakteri mungkin terjadi.
Siapa saja yang berisiko terinfeksi novel coronavirus?
Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus 2019-nCoV
bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. Saat ini, Cina merupakan
negara terjangkit 2019-nCoV dengan sebagian besar kasus telah dilaporkan.
Mereka yang terinfeksi di negara lain adalah orang-orang yang belum lama ini
bepergian dari Tiongkok atau yang telah tinggal atau bekerja secara dekat
dengan para wisatawan, seperti anggota keluarga, rekan kerja atau tenaga medis
yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut terinfeksi 2019-nCoV.
Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi 2019-nCoV berisiko
lebih tinggi dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan prosedur
pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.
Manakah yang lebih rentan terinfeksi coronavirus, apakah orang yang lebih
tua, atau orang yang lebih muda?
Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi oleh coronavirus ini
(2019-nCoV). Namun orang yang lebih tua, dan orang-orang dengan kondisi medis
yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit jantung) tampaknya
lebih rentan untuk menderita sakit parah.
Bagaimana membedakan antara sakit akibat infeksi 2019-nCoV, dengan
influenza biasa?
Orang yang terinfeksi 2019-nCoV dan influenza akan mengalami gejala infeksi
saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Walaupun
gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda. Namun kesamaan gejala
tersebut membuat kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut,
sehingga pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah
seseorang terinfeksi 2019-nCoV. Untuk itulah WHO merekomendasikan setiap orang
yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas harus mencari pengobatan sejak
dini, dan memberitahukan petugas kesehatan jika mereka telah melakukan
perjalanan dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka telah
melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala infeksi
saluran pernafasan.
Berapa lama waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul
gejala penyakit infeksi 2019-nCoV?
Waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul gejala
disebut masa inkubasi. Saat ini masa inkubasi 2019-nCoV diperkirakan antara
2-11 hari, dan perkiraan ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan
kasus. Berdasarkan data dari penyakit akibat coronavirus sebelumnya, seperti
MERS dan SARS, masa inkubasi 2019-nCoV juga bisa mencapai 14 hari.
Bisakah 2019-nCoV terdeteksi dari orang yang tidak menunjukkan gejala?
Sangat penting untuk memahami kapan orang yang terinfeksi dapat menyebarkan
virus ke orang lain untuk upaya pengendalian. Informasi medis terperinci dari
orang yang terinfeksi diperlukan untuk menentukan periode infeksi 2019-nCoV.
Menurut laporan terbaru, ada kemungkinan orang yang terinfeksi 2019-nCoV dapat
menular sebelum menunjukkan gejala yang signifikan. Namun, berdasarkan data
yang tersedia saat ini, sebagian besar yang menyebabkan penyebaran adalah
orang-orang yang memiliki gejala.
Amankah jika kita menerima paket barang dari Cina atau negara lain yang
melaporkan virus ini?
Ya, aman. Orang yang menerima paket tidak berisiko tertular virus
2019-nCoV. Dari pengalaman dengan coronavirus lain, kita tahu bahwa jenis virus
ini tidak bertahan lama pada objek, seperti surat atau paket.
Apakah sudah ada pembatasan untuk bepergian ke Cina?
WHO sudah menetapkan 2019-nCoV sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau
Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia pada tanggal 30
Januari 2020. Walaupun sampai saat ini WHO belum memberlakukan pembatasan
perjalanan ke Cina, namun beberapa negara sudah memberlakukan penghentian
sementara penerbangan dari dan ke Cina.
Sesuai arahan Presiden RI terkait perjalanan ke mainland Cina,
yaitu:
Seluruh penerbangan langsung dari dan ke mainland Cina
untuk sementara dihentikan mulai hari Rabu tanggal 5 Februari 2020 pukul 00.00.
Semua pendatang yang tiba dari mainland Cina dan sudah
berada di sana sebelumnya selama 14 hari, untuk sementara tidak diizinkan untuk
masuk dan melakukan transit di Indonesia.
Kebijakan pemberian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on
arrival untuk warga negara Cina yang bertempat tinggal di mainland China
untuk sementara dihentikan.
Warga negara Indonesia untuk sementara tidak melakukan perjalanan ke mainland
Berapa banyak orang yang telah terinfeksi oleh novel coronavirus dan negara
mana saja yang sudah ada kasusnya?
WHO secara ketat memantau situasi terkini dan secara teratur menerbitkan
informasi tentang penyakit ini. Informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini
dapat dilihat melalui: Info Coronavirus WHO Online atau Arsip Berita
Update Coronavirus.
Bagaimana cara mencegah penularan virus corona?
Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah penularan nCoV.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya virus ini
adalah:
Menjaga kesehatan dan kebugaran agar sistem imunitas/ kekebalan tubuh
meningkat.
Mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis
alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin
ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah
dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu,
menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
Ketika batuk dan bersin, upayakan menjaga agar lingkungan Anda tidak
tertular. Tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau dengan lengan (bukan
dengan telapak tangan).
Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain, sekurang-kurangnya satu
meter, terutama dengan orang yang sedang menderita batuk, pilek/bersin dan
demam. Saat seseorang terinfeksi penyakit saluran pernafasan, seperti
2019-nCoV, batuk/bersin dapat menghasilkan droplet yang mengandung virus. Jika kita
terlalu dekat, virus tersebut dapat terhirup oleh kita.
Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Tangan menyentuh banyak hal yang
dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan
tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada
di tempat umum.
Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah, lalu cucilah
tangan Anda.
Hindari kontak dengan hewan ternak dan hewan liar yang terbukti tertular
coronavirus.
Jangan makan daging yang tidak dimasak hingga matang.
Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan seperti
Cina, seiring dengan informasi adanya penghentian sementara operasional
penerbangan langsung dari dan ke daratan Cina dari pemerintah, sampai ada
informasi lebih lanjut.
Berikut ini adalah data pasien covid-19 per 27 Nopember 2020
Bagaimana ? Masih gak percaya bahwa covid-19 ada di sekitar kita ?
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar